Rabu, 02 Desember 2015

KABAR GEMBIRA!

Sebuah Event Yang Amat Sayang Untuk Dilewatkan



Coba Lihat orang-orang hebat nan menginspirasi disana

Bisa terus berbuat banyak, berbagi, bergerak, menolong, menjadi panutan, dan selalu dilakukan dengan ikhlas, tanpa ngeluh, Tak merasa lelah, Tak merasa kekurangan.

Bahkan bayangkan, bilamana hal2 sederhana yang kamu lakukan, bisa berdampak BESAR bagi mereka!

 Kuatkan TEKAD, Cari Tipsnya, Pahami ilmunya, dan Pastikan Dirimu datang pada acara
TALK INTERACTIVE PSR (Personal Social Responsibility) "Aku, Kamu, Kita BISA !"

Menghadirkan :

- Dr. Leila Mona Ganiem (Pakar komunikasi, Komisioner konsil kedokteran Indonesia, dosen, motivator, penulis, dan pengisi radio)

 - Jackie Ambadar (Penulis, Pengusaha Surindo, Le Monde, pengelola guest house di Bogor, dan motivator program Entrepreneur Camp)

 - Chichi Sukardjo (Konsultan psikologi, motivator program 'Bahagia dengan stres' dan 'Sehat dengan menulis', dan penulis)

 Minggu, 6 Desember 2015 di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq (Depan halte busway Cawang Otista), Jakarta Timur pukul 8.00 - 12.00

_____________________
 ACARA INI GRATIS
_____________________

Dapatkan FREE
- Buku PSR, "Aku, Kamu, Kita Bisa",
- Sertifikat,
- Seminar Kit &
 - Snack.

 Karena KAMU adalah Khalifah, kami Yakin bahwa KAMU Bisa Bermanfaat bagi orang lain.
Memberikan PERUBAHAN ke arah yang lebih baik.

 Daftar Sekarang! Peserta Terbatas

 Kirim SMS dgn format :

Nama_Jenis Kelamin_Usia_Pekerjaan

 Cp :
Salsabila Bachdar 0812-9345-7845
 Hagi AlKatiri 0896-9236-6728

 Presented by : Pemuda dan Putri Al-Irsyad Supported by :
Pemuda Islam Sosial
Petumah

 alirsyad.org | wanitaalirsyad.blogspot.com

Minggu, 22 Februari 2015

PEMERHATI GADGET: WASPADAI PENGGUNAAN NEGATIF MEDIA SOSIAL

Jakarta, 9 Rabi’ul Akhir 1436/31 Januari 2015 (MINA) – Dr. Leila Mona Ganiem, pemerhati gadget pada usia sekolah mengatakan, para orang tua perlu mewaspadai penggunaan negatif media sosial.

Leila pada seminar “Smart With Gadget” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad di aula Masjid Abu Bakar Jakarta, Sabtu (31/1) mengatakan, banyak dampak negatif penggunaan media sosial, seperti sifat sosial yang semakin berkurang dan semakin jarangnya komunikasi tatap muka secara langsung dengan sesama.

“Akan terjadi sosialisi semu dan banyak teman memang, tapi sendirian,” ujarnya.
Bahkan menurutnya, penggila gadget terutama permainan game dapat memicu perilaku agresif dan sadistis.

“Lebih berbahaya lagi, banyaknya informasi buruk hingga pornografi secara leluasa masuk ke alat komunikasi genggam yang dipegang anak-anak,” paparnya, walaupun itu memang tentu ada manfaatnya, seperti mempermudah dan mempercepat komunikasi, informasi dan transaksi.

Selain itu, Redaktur Media Sosial Republika Online (RoL) Zaky Alhamzah mengatakan, kemajuan teknologi berpotensi negatif mendorong anak untuk menjalin relasi secara dangkal dan mrnjadi generasi yang cenderung tidak tahan dengan kesulitan.

“Selain itu dapat menurunkan daya konsentrasi, penurunan kemampuan bersosialisasi eksternal maupun internal, serta melemahkan kemampuan menganalisis permasalahan,” ujarnya.
Karena itu, ia menyarankan untuk mengembangkan grup-grup media sosial yang membawa berita atau konten yang islami dan bermanfaat sebagai penyeimbang.

Sementara itu pada sesi yang sama, dr. Nelani Samsudin, Sp.M., pakar kesehatan mata mengatakan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan mata akibat komputer atau disebut Computer Vision Syndrome (CVS).

“Ini merupakan gangguan pada mata akibat pemusatan penglihatan pada layar komputer atau gadget secara terus-menerus dalam jangka waktu lama,” ujar Nelani.

Seminar tersebut hasil kerjasama Organisasi Wanita Al-Irsyad dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Jakarta.

Acara seminar terselenggara atas dukungan media partner, antara lain Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), yang secara online 24 jam terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris).

Ali Farkhan Tsani, Redaktur Kantor Berita Islam MINA dalam sesi dialog menyampaikan perlunya konten pemberitaan dan artikel keislaman sebagai penyeimbang informasi di dunia maya.

Menurutnya, MINA dengan alamat mirajnews.com, sebagai kantor berita Islam siap bekerjasama dengan organisasi Wanita Al-Irsyad dalam mendukung dan memediasi alur informasi dunia Islam yang akurat, jujur, berimbang, untuk kesatuan umat dan tanpa fitnah. (L/P008/P4/R03).

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber : http://mirajnews.com/id/indonesia/nasional/pemerhati-gadget-waspadai-penggunaan-negatif-media-sosial/

DIDI PETET : STATUS GADGET MENUNJUKKAN KEPRIBADIAN SESEORANG

Jakarta, 9 Rabi’ul Akhir 1436/31 Januari 2015 (MINA) –Aktor terkenal Indonesia Didi Petet mengatakan, status yang ditulis pengguna gadget di media sosial menunjukkan kepribadian seseorang.

“Status di media sosial yang kita tuangkan di media sosial itu sebenarnya menunjukkan kepribadian dan akhlak, bisa dilihat dari teman-teman di groupnya siapa saja, apa komen-komennya, itulah kepribadiannya,” ujarnya dalam Seminar Wanita Al-Irsyad “Smart With Gadget” di aula Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Jakarta, Sabtu (31/1).

Bahkan menurutnya, ada kecenderungan di perusahaan-perusahaan besar terutama yang bergerak di bidang komunikasi dan hubungan massa, saat penerimaan staf baru, bagian personalia mempertimbangkan apa saja media sosial yang digunakan si pelamar.

“Saya sarankan sebelum mengunggah status, alangkah baiknya di cek ulang, bermanfaat atau tidak, menyakitkan orang lain atau tidak, status yang tidak penting sebaiknya tidak usah,” kata seniman yang bernama lengkap Didi Widiatmoko itu.

Ia juga menekankan, agar perkembangan budaya gadget tidak merusak dan merugikan diri sendiri, serta jangan sampai menjauhkan hubungan komunikasi antarkeluarga, teman dan saudara.

Kalau mau melihat apakah orang itu dipercaya atau tidak, dapat diajak bekerjasama dalam tim atau tidak, lihat saja apa status yang dibuatnya di jejaring sosial, serta dengan siapa saja dia berteman, paparnya.

Pembicara lain, Ustadz Dr. Amir Faishol Fath dalam acara sama mengingatkan, agar para pengguna gadget jangan sampai melupakan ibadah kepada Allah gara-gara sibuk dengan gadget dan dunia sosial medianya.

“Kalau sampai lupa kepada Allah, itu sama saja ikut terjebak cara syaitan menggoda manusia untuk jauh dari Allah,” ujarnya.

Akibatnya, derajat manusia yang mulia menjadi terjerembab ke jurang nista akibat semakin jauh dari tuhannya, imbuhnya.

Acara seminar terselenggara atas dukungan media partner, antara lain Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), yang secara online 24 jam terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris).

Konten berita dan artikel MINA pun sudah mulai merambah dunia gadget dengan mengunduhnya melalui MINA Android. (L/P008/P4)

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber : http://mirajnews.com/id/indonesia/nasional/didi-petet-status-gadget-menunjukkan-kepribadian-seseorang/

Alirsyad Girls Club (Puteri Alirsyad)

Alhamdulillah sejak November 2013, puteri Alirsyad (pengurus PB Wanita divisi keputrian) mengadakan kegiatan rutin bulanan, tepatnya di hari Minggu (sepekan sekalu). Acara ini ditujukan khusus untuk muslimah sejak usia remaja hingga dewasa muda.

Buka Puasa Bersama dan Santunan Anak Yatim

Alhamdulillah bulsn Juli 2014 lalu, Alirsyad Girls Club dengan bantuan dari PB Wanita Aliesyad, para donatur dan panitia telah mengadakan buka puasa bersama dan santunan anak yatim, berikut foto kegiatan kami.

Alirsyad Girls Club : "Ya Allah, aku jatuh cinta karena Mu"

Berikut adalah foto kegiatan pelaksanaan AGC 22 Februari 2015, bertemakan "Ya Allah, aku jatuh cinta karena Mu", dengan pembicara Miftahul Hidayah dari Yayasan Kita dan Buah Hati, yang ditambah dengan bedah buku "Udah, Putusin Aja!" Karya Felix Siaw, oleh Fitriyah Ahmad dan Games Boardgame "Stairway to Heaven".

"Menjadi lebih smart daripada Smart Phone"

Alhamdulillah muncul di koran Republika edisi Jumat, 6 Februari 2015

"Dakwah adalah jalan hidup"

Alhamdulillah ketua kami, ibu Fahimah Askar, SE muncul di koran Republika edisi Jumat, 30 Januari 2015

Waspadai Dampak Negatif Media Sosial dan Gadget Bagi Anak

03 Pebruari 2015 17:42 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penggunaan media sosial di kalangan remaja bahkan siswa SD hingga SMA dinilai pakar komunikasi dan motivator, Dr Leila Mona Ganiem, sudah mengkhawatirkan. Apalagi, perkembangan media sosial seperti twitter maupun facebook didukung dengan meningkatkanya jumlah produk gadget dengan berbagai jenis dan model. Bahkan harganya terjangkau. 

Maka itu, dia menyarankan kepada para orang tua untuk mewaspadai penggunaan negatif media sosial, terutama di gadget. "Banyak dampak negatif penggunaan media sosial," ujar Leila pada seminar “Smart With Gadget” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad di aula Masjid Abu Bakar Jakarta, Sabtu (31/1) siang. Pembicara lain adalah pakar kesehatan mata dr. Nelani Samsudin, Sp.M. dan Redaktur Media Sosial Republika Online (RoL) Zaky Al Hamzah. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang.

Leila yang juga pemerhati gadget pada usia sekolah menjelaskan, dampak negatif itu di antaranya sifat sosial yang semakin berkurang bagi anak sekolah maupun pelajar. Kedua, semakin jarangnya komunikasi tatap muka secara langsung dengan sesama, terutama dengan kedua orang tua atau saudara/kerabat. “Akan terjadi sosialisi semu dan banyak teman memang, tapi sendirian,” ujarnya.

Bahkan, sambung dia, pengguna gadget yang sudah ketagihan (gadget freak) akan sulit lepas dari gadget setiap waktu, terutama karena permainan game. Padahal, kata dia, beberapa permainan game di sejumlah aplikasi Android, iOS maupun Windows Phone dapat memicu perilaku agresif dan sadistis. “Lebih berbahaya lagi, banyaknya informasi buruk hingga pornografi secara leluasa masuk ke alat komunikasi genggam yang dipegang anak-anak,” paparnya. 

Meski demikian, kata Leila, penggunaan gadget atau media sosial juga memiliki aspek manfaat. Seperti mempermudah dan mempercepat komunikasi, informasi dan transaksi. n zak

Red: Zaky Al Hamzah

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/02/03/nj6z3d-waspadai-dampak-negatif-media-sosial-dan-gadget-bagi-anak

Penggunaan Gadget Berlebihan Bisa Rusak Mata Anak

03 Pebruari 2015 19:32 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sering melihat anak-anak SD sudah menggunakan kacamata berlensa tebal? Fenomena ini sungguh mengkhawatirkan karena mereka adalah generasi yang akan memegang kendali negeri ini.

Pakar kesehatan mata, dr. Nelani Samsudin, Sp.M. memotret fenomena tersebut. Dia mengatakan, penggunaan gadget yang berlebihan dapat menimbulkan gangguan mata akibat komputer atau disebut Computer Vision Syndrome (CVS). “Ini merupakan gangguan pada mata akibat pemusatan penglihatan pada layar komputer atau gadget secara terus-menerus dalam jangka waktu lama,” ujar Nelani pada seminar “Smart With Gadget” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad di aula Masjid Abu Bakar Jakarta, Sabtu (31/1) siang. Pembicara lain adalah pakar komunikasi dan motivator, Dr Leila Mona Ganiem, dan Redaktur Media Sosial Republika Online (RoL), Zaky Al Hamzah. Acara ini dihadiri sekitar 160 orang lebih.

Sesi pembicara terakhir adalah Didi Widiatmoko, atau dikenal sebagai Didi Petet. Aktor terkenal Indonesia ini mengatakan, status yang ditulis pengguna gadget di media sosial menunjukkan kepribadian seseorang. “Status di media sosial yang kita tuangkan di media sosial itu sebenarnya menunjukkan kepribadian dan akhlak, bisa dilihat dari teman-teman di groupnya siapa saja, apa komen-komennya, itulah kepribadiannya,” ujarnya.

Acara full day seminar tersebut hasil kerja sama Organisasi Wanita Al-Irsyad dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Jakarta. Ketua Pelaksana Seminar, Luly Larissa mengatakan, tujuan seminar itu adalah memberikan pencerahan dan wawasan bagaimana generasi saat ini dapat mengantisipasi dampak negatif teknologi informasi gadget atau alat komunikasi elektronik praktis. “Terutama di kalangan anak-anak, baik dari sisi penggunaan maupun pemilihan isi konten di dalam gadget tersebut,” papar Luly.

Menurutnya, para pengguna gadget, terutama dari kalangan anak-anak, hampir menggunakan gadget tiap jam. Padahal, penggunaan gadget berlebihan bisa menimbulkan dampat negatif, seperti dari sisi kesehatan mata, telinga, badan, dan perilaku sosial.

Sementara itu, Ketua Umum Wanita Al-Irsyad, Fathimah Askar menambahkan, kegiatan Wanita Al-Irsyad sejenis seminar merupakan bagian dari kepedulian terhadap problematika umat terutama kalangan wanita dan anak-anak.

Acara seminar terselenggara atas dukungan media partner, antara lain Harian Republika, Republika Online (ROL) dan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), yang secara online 24 jam terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris). n

Red: Zaky Al Hamzah

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/02/03/nj71np-penggunaan-gadget-berlebihan-bisa-rusak-mata-anak

Kemudahan Teknologi Informasi Bisa Buat Anak tak Tahan Banting

03 Pebruari 2015 18:15 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibalik sejumlah manfaat penggunaan teknologi informasi di era digital saat ini ada sisi negatif yang harus diwaspadai bagi orang tua. Redaktur Media Sosial Republika Online (RoL), Zaky Al Hamzah mengingatkan, ada sejumlah masalah yang kemajuan teknologi berpotensi negatif mendorong anak untuk menjalin relasi secara dangkal dan menjadi generasi yang cenderung tidak tahan dengan kesulitan alias tidak tahan banting dengan masalah-masalah kehidupan.

Karena kemudahan informasi yang ada di internet meski masih diragukan keakurasian dan kevalidan data informasi tersebut, ujar Zaky, membuat anak merasa cepat puas dengan informasi tersebut. "Sehingga apa yang dibacanya di internet adalah pengetahuan yang terlengkap dan final," ujarnya pada seminar “Smart With Gadget” yang diselenggarakan oleh Pengurus Besar (PB) Wanita Al-Irsyad di aula Masjid Abu Bakar Jakarta, Sabtu (31/1) siang. Pembicara lain adalah pakar komunikasi dan motivator, Dr Leila Mona Ganiem, dan pakar kesehatan mata dr. Nelani Samsudin, Sp.M. Acara ini dihadiri sekitar 150 orang.

Selain itu, Zaky melanjutkan, dampak lain negatif pada penggunaan gadget yang berlebihan dapat menurunkan daya konsentrasi si anak, penurunan kemampuan bersosialisasi eksternal maupun internal, serta melemahkan kemampuan menganalisis permasalahan.

Si anak yang keranjingan bermain game online maupun berselancar di internet tanpa dibatasi, akan cenderung malas menulis dan membaca.

Karena itu, mantan redaktur Ekonomi dan Bisnis Koran Republika ini menyarankan kepada orang tua untuk mengarahkan anak-anaknya bergabung dan mengembangkan grup-grup media sosial yang membawa berita atau konten yang bermanfaat atau bernuansa Islami seperti di WhatsApp (WA), BBM, LINE maupun aplikasi grup lain, seperti grup Pejuang Subuh, grup Tahajud, grup One Day One Juz (ODOJ). "Grup-grup ini saya ikuti dan bermanfaat untuk saling memberi nasehat antar sesama anggota," ujar Zaky yang juga penulis buku.

Seminar tersebut hasil kerjasama Organisasi Wanita Al-Irsyad dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Jakarta. Acara seminar ini terselenggara atas dukungan media partner, antara lain Harian Republika, Republika Online (ROL), dan Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), yang secara online 24 jam terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris). n

Red: Zaky Al Hamzah

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/02/03/nj6zyy-kemudahan-teknologi-informasi-bisa-buat-anak-tak-tahan-banting

Partisipasi PB Wanita sebagai panitia dalam kongres IMWU (International Muslim Women Union)

1. Foto pertama : Panitia kongres IMWU (International Muslim Women Union) dari Wanita Alirsyad foto bareng utusan Palestina Mrs Effat Al Jabari ( jilbab putih)

2. Foto kedua: Bersama founding mother of IMWU Prof DR Suad Alfateh Al badawi from Sudan (jilbab biru) di akhir acara kongres IMWU di UNIV Asy-Syafiiyyah.

Prof DR Suad Alfateh Al Badawi umur mmg Tua (83 th) tp semangat 30 th. Orator Ulung dan msh briliant pemikirannya. Beliau Hebat dan pantas disebut Tokoh pejuang Muslimah dunia. Subhanallah." Wanita harus kuat, tegar, dan berjuang buat keluarganya,Agamanya , bangsa dan Negaranya dan Tidak boleh Lemah dan takut membela kebenaran selama berpegang pada Alqur'an dan Al hadist.

3. Foto ketiga : PB wanita Alirsyad berpartisipasi dalam acara The board Of Trustees meeting International Muslim women Union (iMwU) yg dihadiri oleh 23 negara bertempat di Plaza Asy-Syafi'iyah Jakarta.

4. Foto keempat : Firdaus Kautsar, president of IMWU.

5. Foto kelima : Hj. Dr. Tuti alawiyah, tuan rumah penyelenggara acara ini.

Kapolri Hadir, Wanita Berjilbab Penuhi `Fraksi Balkon`Komisi III

Balkon ruang rapat Komisi III DPR mendadak penuh. Bukan oleh wartawan, tapi puluhan wanita berjilbab. Massa 'Fraksi Balkon' tampak antusias memperhatikan rapat kerja (raker) antara anggota Komisi III bidang hukum dengan Kapolri Jenderal Polisi Sutarman. 

"Kami datang untuk mendukung Polwan berjilbab. Jangan sampai dana menjadi kendala. Kita senang Polwan boleh berjilbab tapi kecewa dengan penundaan," kata Eva Hanisa Hasan Ambada dari Pengurus Besar Wanita Al Irsyad Al Islamiah, di balkon Komisi III DPR, Jakarta, Senin (16/12/2013).

Eva mempertanyakan alasan pimpinan Polri yang menunda pemakaian jilbab Polwan. Bila dana menjadi kendala, kata dia, ormas wanita di seluruh Indonesia akan turut membantu menyediakan kelengkapan jilbab.

"Kita nggak mau ini berlarut-larut. Kita sanggup dari ormas-ormas akan cari dana. Karena nggak mungkin dana itu nggak ada untuk jilbab," tuturnya.

Sementara itu, anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy juga meminta kepada pimpinan Polri agar penundaan Polwan berjilbab tidak terlalu lama. Sebab, menggunakan jilbab merupakan hak seorang muslimah.

"Di beberapa negara barat saja, Amerika, Kanada, dan beberapa negara lain itu juga tidak masalah. Semoga berjalan lebih cepat," jelas politisi PKS itu.

Sutarman yang hadir dalam rapat menjawab keraguan kebijakan mengenai Polwan bejilbab. Menurutnya, saat ini polisi tengah merumuskan aturan dalam menyeragamkan mengenai kebijakan Polwan berjilbab. 

"Pemakaian jilbab hak tiap muslimah. Polri nggak keberatan. Hak sudah diberikan tapi kewajiban belum seragam. Karena warna-warni maka kita atur untuk menyeragamkan," tandas Sutarman. (Adm/Ism)

Sumber : http://m.liputan6.com/news/read/776049/kapolri-hadir-wanita-berjilbab-penuhi-fraksi-balkonkomisi-iii

Wanita Al Irsyad Gelar Seminar ‘Smart with Gadget’: Menjadi Lebih Smart daripada Smartphone

06 February 2015 19:15 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, Gadget sudah menjadi kebutuhan primer bagi setiap orang, terutama generasi muda. Mereka tak bisa dilepaskan dari urusan gadget. Namun, sayangnya, teknologi canggih yang tak terkontrol dengan baik ini bisa menjadi bumerang yang malah merusak penggunanya.

Berangkat dari keprihatinan ini, Pimpinan Pusat Wanita Al Irsyad menggelar seminar sehari bertajuk “Smart with Gadget” di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Jalan Otista Raya No 411 Jakarta Timur, Sabtu (31/1) pagi lalu. Wanita Al Irsyad memang salah satu organisasi Muslimah yang konsen terhadap permasalahan seputar wanita dan anak-anak. Tujuan seminar ini agar generasi muda bisa memanfaatkan smartphone mereka dengan cara yang smart pula.

Ketua Umum Wanita Al-Irsyad Fahimah Askar mengatakan, banyak orang tua yang abai memperhatikan anak-anaknya dalam menggunakan gadget. Bahkan, tak sedikit dari orang tua yang tak mau tahu dengan gadget anak-anaknya. Padahal, melalui gadget mereka yang kecil, mereka bisa mengakses setiap konten yang bisa membahayakan mentalnya.

“Peran ibu itu sangat penting. Mereka menjadi pendidik bagi anak-anaknya di rumah. Jadi, mereka harus cerdas dan aktif dalam membimbing anak-anaknya, seperti urusan gadget anak-anaknya,” jelas Fathimah kepada Republika, Ahad (31/1).

Ketua Pelaksana Luly Larissa menambahkan, peserta yang didominasi oleh ibu-ibu sangat antusias mengikuti seminar. Panitia yang bekerja sama dengan Rumah Sakit Ibu dan Anak UMMI, Republika Online, dan kantor berita Mirajnews Agency ini mendatangkan beberapa pembicara.

Pembicara-pembicara yang hadir, yaitu Dr Laila Mona Ganiem Msi dari Komisioner Konsil Kedokteran Indonesia, dr Nelani Samsudin yang merupakan pemerhati dunia anak yang juga dokter spesialis mata RS Al-Ihsan, dan Didi Widiatmoko (Didi Petet) yang merupakan aktor senior pemerhati dunia pendidikan anak. Selain itu, juga ada sesi diskusi bersama Ustaz Amir Faishol Fath dan Kepala Sosial Media Republika Zaky Alhamzah seputar pemanfaatan gadget secara positif.

Dr Laila memaparkan berbagai bahaya yang mengancam generasi muda di media sosial. Menurutnya, anak-anak yang kecanduan gadget bisa berdampak buruk pada prestasi mereka di sekolah. “Internet ini bisa membuat seseorang kecanduan, terutama yang menyangkut pornografi dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut,” katanya memaparkan.

Ustaz Amir Faishol juga mengingatkan hal yang sama. Banyak berinteraksi dengan gadget juga bisa melalaikan seseorang dari mengingat Allah. “Kita bisa menganalogikan bagaimana Rasulullah SAW ketika keluar dari toilet selalu membaca doa dan memohon ampun karena tidak dapat berzikir dan mengingat Allah di dalam toilet. Bagaimana dengan manusia yang selalu mengingat gadget lebih dari apa pun?” jelasnya.

Sedangkan, Didi Petet mengakui perubahan zaman terjadi begitu cepat. Dedi memesankan, jangan sampai teknologi yang fungsi asalnya untuk memudahkan urusan manusia malah menjadi perusak. Pengguna smartphone harus lebih smart dari smartphone-nya. Merekalah yang mengontrol smartphone mereka, bukan malah dikontrol dan dikendalikan oleh gadget mereka tersebut.

Oleh Hannan Putra  ed: Hafidz Muftisany

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/koran/dialog-jumat/15/02/06/njcndd-wanita-al-irsyad-gelar-seminar-smart-with-gadget-menjadi-lebih-smart-daripada-smartphone

Organisasi Perempuan Al Irsyad: Indonesia Semakin Sekuler

Rabu, 21 Januari 2015 18:00:08

JAKARTA -- Organisasi Perempuan Al Irsyad menganggap Indonesia semakin sekuler dari waktu ke waktu. Bahkan ada upaya meminggirkan Islam.

Hal itu diungkap  Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Perempuan Al Irsyad, Mufidah Said saat bersilaturahim ke Harian Republika, Rabu (21/1). Mufidah menyatakan, kebijakan pemerintah seperti rencana-rencana perevisian doa di sekolah dan pengosongan kolom agama di KTP bisa menjadi salah satu indikasi adanya peminggiran agama Islam.

"Padahal Indonesia merupakan negara yang mayoritas Muslim," ungkap Mufidah.

Menurut Mufida, pemerintah seperti ingin membawa Indonesia ke sekulerisme sedikit demi sedikit. Mereka juga, lanjutnya, seperti ingin menghilangkan nilai syari yang selama ini hidup di Indonesia. Hal ini terbukti dengan rencana-rencana mereka yang belakangan ini beredar di publik.

Melihat kondisi demikian, Mufida mengaku MUI dan ormas lainnya memiliki tugas yang lebih berat saat ini. Menurutnya, para ulama dan ormas Islam harus bisa memantau putusan atau isu-isu yang berkembang dari pemerintahan.

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/01/21/niios1-organisasi-perempuan-al-irsyad-indonesia-semakin-sekuler

WANITA AL-IRSYAD GELAR SEMINAR “SMART WITH GADGET”

Jakarta, 9 Rabi’ul Akhir 1436/30 Januari 2015 (MINA) – Organisasi Wanita Al-Irsyad bekerjasama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq Jakarta, dijadwalkan menyelenggarakan seminar bertema “Smart With Gadget” di Masjid Abu Bakar Ash Shiddiq Jalan Otista Raya No. 411 Jakarta Timur, Sabtu (31/1) pagi.

Ketua Pelaksana, Luly Larissa kepada Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency) di Jakarta, Jumat (30/1) mengatakan, seminar bertujuan memberikan pencerahan dan wawasan bagaimana generasi saat ini dapat mengantisipasi dampak negatif teknologi informasi gadget(alat komunikasi elektronik praktis).

“Intinya kita ingin membuat cerdas para pengguna gadget, terutama di kalangan anak-anak, baik dari sisi peggunaan maupun pemilihan isi konten itu sendiri,” ujar Luly.

Pengguna gadget, terutama dari kalangan anak-anak, yang hampir tiap jam bersentuhan dengan alat tersebut, ternyata banyak menimbulkan dampat negatif, seperti dari sisi kesehatan mata, telinga, badan, dan perilaku sosial.

“Kita dengar cerita bagaimana seorang anak yang masa bodoh tatkala ada kejadian musibah di sekitarnya atau justru ikut-ikutanshare menyebarluaskan isi konten yang mengandung hoax alias fitnah,” paparnya.

Untuk itu, seminar menghadirkan berbagai narasumber antara lain dari unsur media Zaky Alhamzah (Republika Online), Amir Faishol Fath (Dosen dan Ustadz), Leila Mona Ganiem (Pakar Komunikasi dan Motivasi), serta Nelani Samsudin (Dokter Spesialis Mata).

Sementara itu, Ketua Umum Wanita Al-Irsyad, Fathimah Askar menambahkan, kegiatan Wanita Al-Irsyad sejenis seminar merupakan bagian dari kepedulian terhadap problematika umat terutama kalangan wanita dan anak-anak.

“Kita mendorong kaum ibu untuk aktif dan peduli terhadap permasalahan di sekitar kita, khususnya anak-anak pada era teknologi informasi saat ini,” ujar Fathimah.

Menurutnya, kaum ibu sebagai pendamping kaum laki-laki, mempunyai peranan penting dalam pola pendidikan anak-anak di rumah.

“Untuk itu, mereka harus diberdayakan, dicerdaskan, aktif berkegiatan yang positif, dengan tetap menjaga hijab dan syar’i,” imbuhnya.

Menurut Bagian Pendaftaran Panitia, dari target 100 peserta, hingga hari ini terdaftar 160 peserta, dari kalangan anak usia 9 tahun sampai orang tua usia 75 tahun.

Program berikutnya, setelah mengupas sisi positif negatif gadget, diprogramkan acara seminar atau diskusi “Al-Quran is My Gagdet“.

Acara seminar terselenggara atas dukungan media partner, antara lain Kantor Berita Islam MINA (Mi’raj Islamic News Agency), yang secara online 24 jam terbit dalam tiga bahasa (Indonesia, Arab dan Inggris). (L/P4/R05).

 

Mi’raj Islamic News Agency (MINA)

Sumber : http://mirajnews.com/id/artikel/muslimah/wanita-alirsyad-selenggarakan-seminar-smart-gadget/

Perempuan Al-Irsyad sudah Berkiprah hampir 100 Tahun

Hidayatullah.com–Jika ada sebuah asumsi perempuan tidak memiliki peranan di dalam organisasi-organisasi dakwah,  rasanya hal ini tidak terjadi pada organisasi besar Al Irsyad. Tiga tahun dari berdirinya Al Irsyad Al Ismiyah tepat pada 6 September  1914   oleh Syeikh Ahmad Surkati, perempuan sudah memiliki kiprah dalam organisasi ini, demikian diungkap Mufidah Said Bawazier, SE.

“Iklim berorganisasi di Al Irsyad Al Islamiyah terasa memberikan ruang yang cukup baik untuk perempuan berkontribusi,” ujar  Wakil Ketua Pengurus Besar Wanita Al Irsyad periode 2012-2017 Mufidah Said Bawazier, di sela pertemuan berbagai ormas Muslimah dalam rangka konsolidasi perkembangan Rancangan Undang-undang Kesetaraan dan Keadilan Gender (RUU KKG) di Cikini Jakarta belum lama ini. [baca: Ormas Muslimah Sepakat Tolak RUU KKG]

Organisasi Wanita Al Irsyad adalah organisasi wanita Islam yang dinilai tidak fanatik dan tidak juga terlalu moderat, namun berpegang teguh pada prinsip dan koridor Syariat Islam.

Dalam perjalanannya, pada tahun 1960an Wanita Al Irsyad memang sempat berada dibawah Otonomi Pengurus Pusat Al Irsyad.

Namun dengan pertimbangan efektifitas dan kontribusi yang bisa lebih banyak diberikan oleh kaum perempuan, Melalui Surat Keputusan nomor 15 tertanggal 19 Shafar 1434 H atau 2 Januari 2013, Pimpinan Pusat Al-Irsyad Al-Islamiyyah sesuai kewenangannya memutuskan membentuk badan otonom Wanita Al-Irsyad. Bagi Wanita Al-Irsyad, dengan status otonom ini seolah “lahir kembali”, yang memudahkan berbagai keputusan organisasi dijalankan dan memberikan sumbangan yang besar tidak saja bagi Internal Al Irsyad bahkan dalam peran nasional.

Menutup pembicaraan siang itu, Mufidah Said mengatakan bahwa konsep pemberdayaan perempuan dalam pandangan Wanita Al Irsyad adalah pemberdayaan yang tetap berjalan dalam koridor Islam, tidak menyimpang dari kodratnya dengan menjadikan keluarga sebagai tanggung jawab utamanya.

“Perempuan yang berdaya adalah perempuan yang sejajar dengan laki-laki namun tidak dalam rangka merendahkan laki-laki. Perjuangan perempuan khususnya Wanita Al Irsyad yang tidak ingin berpangku tangan dan merasa harus turut andil terutama dalam bidang pendidikan khususnya pendidikan usia dini sebagaimana yang dijalankan dalam amal sholeh organisasi,” ujarnya.*/Rita (Jakarta)

Rep: Admin Hidcom

Editor: Cholis Akbar

Sumber : http://m.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/09/11/29250/mufidah-said-perempuan-al-irsyad-sudah-berkiprah-hampir-100-tahun.html#.VOn5OND-LqA

Wanita Al Irsyad Soroti Kebijakan yang Pinggirkan Islam

22 Januari 2015 15:00 WIB

JAKARTA — Organisaisi wanita Al Irsyad menganggap Indonesia semakin sekuler dari waktu ke waktu. Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Wanita Al Irsyad, Mufidah Said, menilai kebijakan yang terjadi belakangan ini seperti ingin meminggirkan Islam.

Mufidah menyatakan, kebijakan pemerintah, seperti rencana-rencana perevisian doa di sekolah dan pengosongan kolom agama di KTP, bisa menjadi salah satu indikasi adanya peminggiran agama Islam. "Padahal, Indonesia merupakan negara yang mayoritas Muslim," kata Mufidah kepada Republika saat berkunjung ke Kantor Republika, Jakarta Selatan, Rabu (21/1). 

Menurut Mufidah, pemerintah seperti ingin membawa Indonesia ke sekulerisme sedikit demi sedikit. Mereka juga, ia melanjutkan, seperti ingin menghilangkan nilai syar’i yang selama ini hidup di Indonesia. Hal itu terbukti dengan rencana-rencana mereka yang belakangan ini beredar di publik.

Melihat kondisi demikian, Mufida mengaku MUI dan ormas lainnya memiliki tugas yang lebih berat saat ini. Menurutnya, para ulama dan ormas Islam harus bisa memantau putusan atau isu-isu yang berkembang dari pemerintahan. 

Mufidah mengaku telah melakukan sidang dengan anggota ormas Islam lainnya di bawah naungan Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia bersama perwakilan 31 ormas lainnya telah membahas isu-isu yang berkembang di masyarakat, termasuk rencana dan kebijakan pemerintah. Menurutnya, isu yang dibahas tentu yang bersinggungan dengan agama Islam. "Sebelum disidangkan oleh pemerintah, kita sudah sidangkan lebih dahulu," ujarnya. 

Mufidah juga menjelaskan isu rencana pemerintah yang berkenaan tentang pengosongan kolom agama di KTP. Menurut Mufidah, MUI telah menegaskan Indonesia hanya mengakui enam agama. 

Jadi, kata Mufidah, MUI telah sepakat untuk menolak aliran-aliran yang ingin diakui oleh Indonesia. Sebab, dalam falsafah Indonesia memegang makna "berketuhanan" bukan "berkealiran atau kepercayaan".

Menurut Mufidah, isu pengosongan agama ini muncul karena adanya permintaan suatu aliran dan kepercayaan atau kebatinan. Mereka, ia mengungkapkan, mengusulkan ke pemerintah agar kepercayaan dan aliran mereka bisa diakui. 

Oleh karena itu, Mufidah mengaku MUI dan ormas lainnya pun berusaha untuk selalu bertindak cepat. Termasuk, katanya, dalam menindaklanjuti isu kolom agama itu. Hasilnya, ujarnya, MUI menegaskan menolak permintaan pengakuan aliran dan kepercayaan tersebut. 

ed: Muhammad Fakhruddin

Sumber : http://m.republika.co.id/berita/koran/khazanah-koran/15/01/22/nikjkf19-wanita-al-irsyad-soroti-kebijakan-yang-pinggirkan-islam