Minggu, 08 Desember 2013

Ilmu dan Eksistensi Manusia

Oleh : Qarinah bin Thalib



Pernah dengar teori populer seperti teori Malthus? Atau pernah membaca salah satu seri buku dari Dan Brown yang berjudul Inferno? Dua wacana ini menunjukkan bahwa kapasitas pertumbuhan manusia harus dibatasi. Pertumbuhan manusia yang tinggi akan mempengaruhi kapasitas sumber daya yang dibutuhkan manusia dan akan mempengaruhi kualitas hidup di bumi. Maka dari itu kita dapati beberapa sistem atau kebijakan politik yang berusaha membendung pertumbuhan manusia. Pada konteks Indonesia kita mengenal program Keluarga Berencana.

Tahukah berapa penduduk bumi saat ini? PBB menyebutkan bahwa tahun 2013 bumi dihuni oleh sekitar 7,2 milyar manusia. Sedangkan Brownmenyebutkan bahwa bumi hanya layak dihuni oleh 4 milyar manusia. Melalui tulisannya, Brown menjelaskan bahwa untuk menjaga proporsi jumlah manusia dan keseimbangan hidup diperlukan suatu mekanisme. Inferno menjawab hal tersebut melalui mekanisme penyebaran wabah virus mematikan !
Kita tidak dapat menutup mata bahwa angka kelaparan di Dunia memang tinggi. Seperti data yang digulirkan PBB disebutkan bahwa satu dari delapan penduduk Dunia mengalami kelaparan. Namun, apakah data ini mengindikasi terbatasnya sumber daya di bumi untuk menampung keberlangsungan hidup 7,2 milyar penduduk Dunia sebagaimana analisis dari Brown dan Malthus ? Dr. Susan George dalam The New Rules Of The Worldsmenyatakan bahwa saat ini sistem ekonomi global menciptakan kesenjangan ekonomi yang sangat lebar. Penulis A Fate Worst Than Debt ini menjelaskan Goldman Sachs yang merupakan sebuah perusahaan penanaman modal memiliki keuntungan sebesar 2,2, milyar dolar/tahun. Keuntungan ini dinikmati oleh sejumlah 161 rekan bisnis yang terdapat didalamnya. Tahukah bahwa keuntungan tersebut memiliki besaran yang sama dengan pendapatan per kapita negara Tanzania yang memiliki penduduk sebanyak 25 juta orang?Jelas ini menandakan bahwa masalah pangan di Dunia ini bukan disebabkan kurangnya sumber pangan Dunia, melainkan sistem ekonomi yang tidak adil.
Islam adalah syariat yang agung dan sempurna. Islam mengajarkan mekanisme pemeliharaan masyarakat dengan sangat bijaksana. Melalui QS 43:32 dijelaskan bahwa Allah membekali tiap-tiap manusia bakat yang berbeda. Bakat yang dimiliki masing-masing manusia akan saling memberi manfaat dalam keberlangsungan hidup manusia. Bukankah karya-karya temuan manusia bermanfaat untuk mengatasi masalah-masalah keberlangsungan hidup manusia? Bukankah penemuan di bidang teknologi cukup mampu untuk mengatasi masalah pangan atau masalah sumber energi di Bumi? Bukankah jika kita menanam seribu kebaikan maka akan menuai seribu kebaikan? Keberadaan manusia di bumi ini wajib diberdayakan untuk dapat saling memberi manfaat.
Allah-lah sang pencipta yang Maha Sempurna. Dia-lah pemilik pengetahuan yang sempurna tentang ciptaannya. Karunia yang Allah berikan kepada manusia berupa akal budi bertujuan untuk memberi manfaat pada sesama manusia. Sebagaimana kita pahami hadits Rasulullah yang menyatakan bahwa sebaik-baik kamu adalah yang paling bermanfaat untuk manusia.
Sudah menjadi kewajiban tiap manusia yang telah Allah anugerahkan akal budi untuk terus menimba ilmu yang dapat bermanfaat bagi masyarakat. Berbekal ilmu dan bakat, tiap manusia memiliki andil dalam keberlangsungan kehidupan manusia. Jadi, virus pemusnah massa bukanlah jawaban dari solusi untuk mempertahankan eksistensi keberlangsungan kehidupan  manusia.
 Ilmu, ya dengan ilmu manusia dapat terus bertahan. Dan Islam memiliki syariat yang sempurna sebagai pedoman hidup dalam menjaga keberlangsungan hidup manusia. Bukankan Rasulullah telah berpesan akan bangga melihat umat Islam yang banyak kelak? Ayo isi Duniamu dengan ilmu. Maksimalkanlah potensi peran yang kita miliki dengan terus menggali ilmu yang bermanfaat untuk diaplikasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

November 2013

Rujukan :
Al Qur’anul Karim
          Pilger, John. “The New Rules Of The Worlds”. Carlton Production, 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar