Jumat, 09 Desember 2016

Pemilihan Jodoh

Notulensi Alirsyad Girls Club
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•
"Pemilihan Jodoh"
Oleh : Ustz. Intan Baasahil
Minggu, 28 Aug 16
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Pertama2 mari kita simak firman Allah dalam Qur'an Surat An-Nur ayat 26 :

ุงู„ْุฎَุจِูŠุซَุงุชُ ู„ِู„ْุฎَุจِูŠุซِูŠู†َ ูˆَุงู„ْุฎَุจِูŠุซُูˆู†َ ู„ِู„ْุฎَุจِูŠุซَุงุชِ ูˆَุงู„ุทَّูŠِّุจَุงุชُ ู„ِู„ุทَّูŠِّุจِูŠู†َ ูˆَุงู„ุทَّูŠِّุจُูˆู†َ ู„ِู„ุทَّูŠِّุจَุงุชِ ุฃُูˆู„َุฆِูƒَ ู…ُุจَุฑَّุกُูˆู†َ ู…ِู…َّุง ูŠَู‚ُูˆู„ُูˆู†َ ู„َู‡ُู…ْ ู…َุบْูِุฑَุฉٌ ูˆَุฑِุฒْู‚ٌ ูƒَุฑِูŠู…ٌ

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."

Ayat ini juga membuat kita teringat akan sebuah kisah seorang pemuda yang bersikap zuhud.

๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•
Ada seorang pemuda di Damaskus ibukota Syria di zaman tabiin dahulu. Pemuda tersebut datang ke sebuah masjid bernama masjid At-Taubah. Di dalam masjid tersebut tinggal seorang syaikh sekaligus iama dan pendidik yang alim. Pemuda tersebut bermaksud bertemu dengan syaikh yang ada didalam masjid tersebut untuk belajar agama,



Pemuda berkata :
" Ya syaikh, saya seorang pemuda miskin tidak punya apa apa tetapi saya mau belajar agama. Apakah saya boleh numpang di masjid bersama anda, saya bantu - bantu lalu saya hidup bersama anda (makan minum bersama anda) ".

Syaikh itu berkata :
"Silahkan, tidak masalah. Tetapi kamu harus sabar mengikuti kehidupan saya. Apa apa yang saya makan, itulah yang kamu makan dan apa yang saya minum, itulah yang kamu minum "

Pemuda berkata :
"Baiklah syaikh"

Waktu pun berjalan , hingga pemuda tersebut sudah berada di masjid bersama syaikh (guru) tersebut selama 3 bulan. Tetapi ternyata selama pemuda 3 bulan berada di masjid tersebut, pemuda tersebut sangat heran dan kagum dengan kehidupan syaikh, Zuhud nya luar biasa. Saat ada makanan makan dan saat tidak ada makanan beliau puasa, Sahur hanya dengan sebutir kurma dan air. Buka puasapun juga begitu.

Zuhud adalah ridha terhadap apa yang ditetapkan Allah ‘azza wa jalla. Qana’ah (puas atas apa yang diberikan oleh Allah ta’ala) merupakan sikap zuhud dan itulah kekayaan yang sesungguhnya

Dan hari ini sang pemuda sudah puasa selama 3 hari berturut turut, sahur dan buka puasa masih dengan kurma dan air. Pada puasa hari ketiga ini pemuda tersebut merasa sangat lemas dan tidak kuat lagi menahan laparnya, karena hanya makan kurma dan minum air untuk sahur dan buka puasa. Untuk menahan lapar, sang pemuda sampai sampai membungkukkan punggung ke depan menekan perut supaya rasa lapar bisa hilang.

Dalam keadaan yang seperti itu, setan datang mengacaukan pikiran pemuda tadi. Dengan berkata :

" Wahai anak muda, sekarang sudah halal bagimu untuk mencuri, kalau kau tidak mencuri makanan, kau akan makan darimana? Sedangakan gurumu melarangmu untuk meminta minta dan orang lain pun tidak ada yang memberimu makan. Kamu akan mati kelaparan jika tidak makan ..  "

Muncullah di benak pemuda tadi pikiran untuk mencuri makanan (sepotong roti). Dalam kondisi pikiran yang berkecamuk. Pemuda tersebut berencana mencuri makanan di rumah samping masjid.

Akhirnya sang pemuda mulai menuju ke rumah pertama yang berada di samping masjid  untuk mencuri makanan. Dia naik ke atap rumah dengan naik lewat tembok yang terbuat dari pelepah kurma. Saat berhasil naik ke atas dan sampai di atap rumah pertama (atap rumah terbuat dari pelepah kurma, jadi bisa melihat lewat sela sela atap rumah yang terbuat dari pelepah kurma), lewat atap pelepah kurma tersebut sang pemuda melihat 3 perempuan yang tidak menutup aurat. Akhirnya dia mengalihkan pandangannya karena dia tahu bahwa yang bukan mahramnya haram untuk melihata auratnya. Karena tujuan sebenarnya adalah untuk mencari makanan.

Pemuda tadi akhirnya pindah ke rumah kedua di samping rumah pertama untuk mencapai tujuannya mendapatkan makanan (sepotong roti). Saat sampai di rumah yang kedua, pemuda melihat dari atap atas rumah tersebut dan mendapati kalau rumah tersebut dalam kondisi kosong. Dari atas atap ia mencium bau masakan yang berasal dari dapur. Akhirnya karena sangat lapar, sang pemuda turun ke ke dalam dan masuk ke dalam dapur. Di dalam dapur, dia menemukan panci yang sedang digunakan untuk memasak dengan kayu bakar. Begitu panci terbuka, terlihat dua buah terong yang sedang direbus menggunakan air.

Karena saking laparnya, pemuda tersebut akhirnya mengambil satu terong tersebut lalu digigit dan dikunyah. Dalam kondisi mengunyak terong dan ingin menelanya, tiba tiba muncul ketaqwaan pemuda tersebut kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Muncul ketakutan kepada Allah. Kemudian muncul pikiran di dalam diri pemuda tadi :

"Subhanallah, setan berhasil membuat saya melakukan 3 dosa sekaligus"

1. Masuk rumah orang tanpa izin,
2. Mencuri (mengambil terong),
3. Memakan makanan yang haram .

Kemudian muncul lagi pikiran pikiran lainnya :

"Tidak mungkin Allah akan membuat saya mati akan kelaparan hanya karena meninggalkan sesuatu yang haram" , karena Nabi Muhammad shalllahu a'laihi wa sallam bersabda :


ุฅِู†َّูƒَ ู„َู†ْ ุชَุฏَุนَ ุดَูŠْุฆุงً ู„ِู„َّู‡ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ุฅِู„ุงَّ ุจَุฏَّู„َูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู‡ِ ู…َุง ู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑٌ ู„َูƒَ ู…ِู†ْู‡ُ
“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.”
(HR. Ahmad 5: 363)

Karena takut kepada Allah, langsung saja pemuda tersebut memuntahkan terong yang masih dikunyah tadi ke lantai dapur tersebut dan kembali lagi ke masjid tempat ia menetap. Saat ia kembali ke masjid ternyata sedang ada pengajian. Namun karena saking laparnya, pemuda tadi tidak begitu paham apa yang sedang di sampaikan. Setelah pengajian bubar , guru (syaikh) pemuda tadi duduk di kursinya dan pemuda tadi bersenderan duduk di tiang masjid.

Beberapa saat kemudian masuklah seorang wanita masuk ke dalam masjid untuk menemui guru (syaikh). Keduanya berbicara tentang sesuatu. Tak lama kemudian, syaikh(guru) mengangkat kepalanya dan melihat ke arah sang pemuda dan memanggilnya.

" Kesinilah wahai muridku "

Pemuda tadi mendekat, kemudian sang guru bertanya kepada pemuda tadi,

" Apakah kau sudah menikah " , tanya sang guru
" Belum " , jawab pemuda tadi

" Apakah kau ingin menikah ? " , tanya gurunya
Sang pemuda diam saja,
Untuk kedua kalinya sang guru bertanya,
" Apakah kau ingin menikah ? "

Pemuda tadi masih diam, hingga tiga kali ditanya masih saja diam juga. Akhirnya sang pemuda tadi menjawab:

" Wahai syaikh (guru), kalau kiranya saya menikah..mau diberi makan dari mana istri saya, sedangkan saat ini saya hidup dengan anda, apa yang anda makan saya makan dan apa yang anda minum saya minum. Hari ini kita sudah berpuasa selama tiga hari dan masih tidak memiliki makanan untuk dimakan "

Lalu syaikh (guru) pemuda tadi berkata :

" Ini di samping saya ada seorang perempuan yang baru saja selesai masa iddahnya, suaminya sudah meninggal / telah tiada. Dia ditinggalkan harta yang cukup dan juga masih muda. Dia ingin cepat menikah karena takut akan fitnah. Dia ingin saya carikan jodoh. Dan saya anggap kamu cocok , apakah kamu mau saya nikahkan dengan dia? "

Sang pemuda menjawab : " iya syaikh  "
Dan syaikh bertanya kepada perempuan tadi, " Apakah kamu mau menikah dengan pemuda ini? "
Perempuan tadi menjawab : " iya syaikh "

Syaikh keluar dari kamar dan diambil kendi sebagai mahar, dipanggil wali dari perempuan, dipanggil  dua saksi, selanjutnya akad nikah dan selesai dalam hitungan menit. Kemudian syaikhnya berkata pada pemuda tadi,

"Pulanglah ke rumah istrimu" , "Nanti kalau mau shalat, ibadah , dll silahkan kamu datang ke masjid, sekarang sudah tidak perlu lagi menumpang di masjid"

Pemuda tadi akhirnya pulang bersama istri barunya. Diperjalanan pulang keduanya masih terlihat malu malu, dikarenakan keduanya baru saja ketemu dan baru saja menikah. Saat perjalanan pulang ke rumah istrinya, pemuda tadi melewati rumah pertama dimana tadi ia ingin mencuri di rumah tersebut, kemudian saat di depan rumah kedua, istrinya berhenti dan berkata kepada pemuda tadi,

" Wahai suamiku, inilah rumah kita " .

Pemuda tadipun kaget, karena dirumah inilah dia tadi sempat ingin mencuri makanan. Kemudian pemuda tadi masuk ke rumah dan menuju ruang tamu. Saat di ruang tamu ia melihat ke atas memastikan apakah benar ini rumah yang tadi dia masuki. Dan ternyata memang benar ini rumah yang tadi ia masuki.

Tiba - tiba istri pemuda tadi berkata ,

"Wahai suamiku, aku dengar tadi engkau belum makan selama tiga  hari. Apakah ingin makan ? "

Pemuda tadi menjawab : "iya"

Istrinya kemudian masuk ke dapur. Di dapur ia mendapati panci terbuka dan dan terong yang sudah di gigit. Spontan perempuan tadi berkata :

" Siapa yang memakan terong saya "

Mendengar hal tersebut, suaminya langsung memenaggil istrinya dan mulai bercerita,

"Demi Allah, beginilah ceritanya,,," . Dia bercerita dari awal kelaparan,memanjat rumah pertama , kedua, masuk ke rumah dan menggigit terong hingga akan memakannya... "Dia melanjutkan berkata kepada istrinya : "Dan Demi Allah, sebelum terong tersebut saya telan, saya takut kepada Allah , kemudian gigitan terong tersebut saya lempar (muntahkan) ke lantai dapurmu, dan bisa kamu cek, muntahan tersebut sekarang belum kering " .

Kemudian perempuan tersebut berkata :

" Wahai suamiku, engkau meninggalkan segumpal makanan haram, lalu Allah jadikan makanan itu, pancinya, rumahnya bahkan pemilik rumahnya jadi milikmu sekarang  "

Subhanallah,,,,

Ternyata jika kita meninggalkan sesuatu karena Allah, maka Allah subhanahu wa ta'ala akan menggantinya dengan hal yang lebih baik dan lebih berlipat lipat. Dari cerita nyata di atas , bisa kita pahami bahwa Allah bukan hanya menghilangkan lapar dari pemuda tersebut. Namun lebih dari itu, yakni rasa lapar, panci, rumah beserta pemiliknya akhirnya menjadi miliknya karena ia meninggalkan sesuatu karena takut kepada Allah subhanahu wa taala. Dan Allah langsung membalasnya dengan balasan yang berlipat lipat.
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Zuhud adalah  orang yang tidak takut mati, kekayaannya digunakan untuk kepentingan islam.

Jodoh bukanlah takdir mutlaq, melainkan takdir yang bisa diikhtiarkan.

Maka sikap kita mencerminkan siapa jodoh kita.

Kriteria lelaki shalih bisa dilihat dari sikap, perilaku, dan akhlak (rasa takut kepada Allah).

Kriteria lelaki ideal berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam:
“Jika datang melamar kepadamu orang yang engkau ridho agama dan akhlaknya, maka nikahkanlah dengannya, jika kamu tidak menerimanya, niscaya akan terjadi fitnah di bumi dan kerusakan yang luas.” (HR. Tirmidzi, hasan)

Hati-hati dengan bisikan syaitan. Misal ketika pria itu belum datang, kita ingin pria itu. Namun, ketika pria itu datang, kita justru ragu dengan pria itu.

Penting memiliki pria shalih, karena hanya orang yang din dan akhlaknya bagus yang bisa memaklumi kelemahan wanita.

Kita tidak bisa memberikan hidayah kepada orang, tapi Allah lah yang memberikan hidayah kepada orang tersebut. Maka jangan mencari pasangan yang memberikan kita "PR" (tugas yg tertunda red.)  Misal, dia merokok. _"Nanti pas nikah akan ku larang dia merokok"_. Atau, _"aku akan berusaha mengubah kebiasaan merokoknya"_. Itu tidak bisa ! Karena kita bukan pemberi hidayah. Kita hanya manusia biasa. Dan jangan pernah salahkan orang yang menjodohkan kita. Allah tidak pernah menzalimi hamba-Nya, kecuali dia yang menzalimi dirinya sendiri.

Bila kebiasaan buruk pasangan baru kita ketahui setelah menikah, maka bacalah :
"Alhamdulillah 'alaa kulli haal"

Jangan zinah hati, zinah tangan, dan zinah mata. Jangan juga khawatir atau berandai-abdai tentang jodoh yang akan kita dapatkan. Tapi, garis bawahilah, bila perlu tulis di kertas dan tempel di kamar kita bahwa :
Saya = Jodoh Saya

๐Ÿ‘†๐ŸปSehingga diri akan terus terpacu untuk memperbaiki diri.
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Kriteria lelaki ideal :

1. Mudah memaklumi calon istri
Imam Ahmad bin Hambal menikah dengan seseorang yang matanya tidak bisa melihat sebelah. Lelaki yang din dan akhlaknya baik akan melihat calon istri bukan dengan nafsu. Boleh jadi pria itu adalah laki2 biasa, fisik biasa, tapi rasa takutnya kepada Allah bisa jadi melebihi lelaki yang kelihatan shalih.
Ada akhwat pintar bahasa arab, hafidz 30 juz, tapi memilih menikah dengan lelaki biasa yang hanya bisa bahasa Indonesia, hafalan tidak banyak, tetapi lelaki tersebut shalih.
Maka, ubahlah sikap kita, perbaikilah akhlak, muamalah dengan ortu ditata lagi, serta penuhilah kewajiban kita sebagai muslimah.

2. Bisa Memaafkan
Laki2 yang din nya sempurna pasti mudah memaafkan kelemahan dan kekeliruan istri atas kesalahan yang tidak fatal. Bukan juga pria yang jayus (membiarkan keluarganya maksiat) karena orang yang jayuz tidak mau ditengok Allah.

3. Bisa Memotivasi
Ada kalanya iman diatas, ada kalanya iman lagi turun.
Maka memiliki pasangan yang saling memotivasi dalam kebaikan bisa menjadi penyemangat untuk memperbaiki iman dikala turun.
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Sudah dengar kisah Julaibib, pria yang buruk rupa namun akhlaknya baik ?

Sahabat ini bukan termasuk orang terpandang di kalangan kaum Anshar. Perawakannya juga kurang bagus. Sahabat ini termasuk dalam kategori orang miskin, tidak memiliki harta. Meskipun demikian, beliau sangat dicintai oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam karena ketakwaan yang ada pada dirinya.

Suatu ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ingin menikahkannya dengan salah seorang putri sahabat Anshar. Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi rumah sahabat Anshar ini dan berkata: “Nikahkanlah putrimu denganku”.

Mendengar ucapan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , sahabat tadi tanpa berpikir panjang langsung menerima tawaran Rasulullah. Satu kesempatan yang sangat berharga, dan suatu kebanggaan tak ternilai ketika terjalin hubungan dengan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Akan tetapi, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan, bahwa pinangan ini bukan untuk dirinya.

“Kalau begitu pinangan ini untuk siapa, wahai Rasulullah?” katanya dengan penuh tanda tanya.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Untuk Julaibib Radhiyallahu anhu”.

Dengan penuh kebingungan sahabat itu menjawab: “Baiklah, wahai Rasulullah! Tetapi aku harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan istriku”.

Pergilah sahabat ini menemui istrinya. Terlintas di benaknya, apa kata orang jika putriku menikah dengan Julaibib Radhiyallahu anhu ?! Bagaimana martabat keluarganya?!

Setelah bertemu dengan istrinya, iapun menceritakan pinangan Rasulullah. Dia berkata: “Wahai, istriku. Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminang putrimu,” serta merta istrinya menjawab: “Iya, aku sangat setuju”.

“Akan tetapi Rasulullah tidak meminang untuk dirinya, ” jelas sang suami.

“Lantas untuk siapa pinangan itu,” tanya istrinya penuh keheranan.

“Rasulullah meminangnya untuk Julaibib Radhiyallahu anhu ,” tandasnya.

Istrinya menjawab: “Untuk Julaibib Radhiyallahu anhu ? Tidak! Aku tidak setuju. Jangan engkau nikahkan dengannya!”

Mereka enggan memiliki seorang menantu seperti Julaibib Radhiyallahu anhu yang tidak memiliki apa-apa. Demikianlah, keadaan sebagian orang tua yang terkadang lebih mengutamakan dunia seseorang dari pada agamanya.

Percakapan itu ternyata terdengan oleh putrinya. Lantas bagaimana dengan sikap putrinya mendengar pinangan dari Rasulullah?

Tak disangka, ketika bapaknya hendak beranjak pergi untuk menolak pinangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , terdengarlah suara dari dalam kamar: “Siapakah yang telah meminangku, wahai ayah?”

Sang ibu kemudian menceritakan bahwa yang meminang adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , akan tetapi pinangan itu bukan untuk dirinya, tetapi untuk Jualaibib,

Ternyata putrinya menjawab dengan tegas: “Apakah kalian menolak perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ? Tidakah kalian mendengar firman Allah

ูˆَู…َุง ูƒَุงู†َ ู„ِู…ُุคْู…ِู†ٍ ูˆَู„َุง ู…ُุคْู…ِู†َุฉٍ ุฅِุฐَุง ู‚َุถَู‰ ุงู„ู„َّู‡ُ ูˆَุฑَุณُูˆู„ُู‡ُ ุฃَู…ْุฑًุง ุฃَู†ْ ูŠَูƒُูˆู†َ ู„َู‡ُู…ُ ุงู„ْุฎِูŠَุฑَุฉُ ู…ِู†ْ ุฃَู…ْุฑِู‡ِู…ْ

Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. – al-Ahzรขb/33 ayat 36- Terimalah pinangan itu, karena ia tidak akan menyia-nyiakanku. Ketahuilah, aku tidak akan menikah kecuali dengan Julaibib Radhiyallahu anhu !”

Mendengar penuturan putrinya, maka pergilah sahabat itu menghadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Sesampai di hadapan Rasulullah, iapun berkata: “Wahai, Rasulullah! Aku menerima pinanganmu. Nikahkanlah putriku dengan Julaibib Radhiyallahu anhu “.

Sungguh satu pernyataan yang menunjukkan ketundukan terhadap perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Wanita shalihah ini tidak melihat diri calon pendamping hidupnya, kecuali dengan pandangan agama. Dia sangat memahami, bahwa kemuliaan dan kebahagiaan hidup seseorang hanyalah dengan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala . Itulah sikap seorang yang beriman kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Perintah Rasulullah selalu didahulukan dari keinginan pribadinya. Dia yakin, keputusan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam itu yang terbaik. Ya, ilmu selalu membimbingnya kepada kebaikan, ketundukan kepada perintah Allah dan Rasul-Nya.

Tak terperi, kebahagiaan pun meliputi Julaibib Radhiyallahu anhu . Istri yang shalihah akan segera menjadi pendamping hidupnya. Kehidupan baru akan segera ia jalani.

Namun, kiranya angan-angan itu serasa hilang, ketika panggilan jihad megetuk hatinya. Karena pada saat yang bersamaan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kaum muslimin agar berjihad di jalan Allah. Julaibib Radhiyallahu anhu dalam kebimbangan. Ia bingung manakala harus memilih antara istri shalihah, kebahagiaan, atau mati shahid yang selama ini dicita-citakannya?! Akhirnya, ternyata kerinduan terhadap mati syahid di medan perang menjadi pilihannya.

Maka berangkatlah Julaibib Radhiyallahu anhu menuju medan perang. Dia tinggalkan calon istrinya yang shalihah dan kebahagiaan yang akan segera ia peroleh, demi menyambut panggilan Rabbnya, yaitu berjihad di jalan-Nya.

Sudah menjadi kebiasaan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Beliau sangat memberi perhatian kepada para sahabatnya usai peperangan. Biasanya beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menanyakan siapa saja yang syahid dalam peperangan itu.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bertanya kepada para sahabatnya: “Siapa saja yang gugur di jalan Allah?”

Mereka menjawab: ” Fulan dan fulan, wahai Rasulullah”.

Mereka tidak menyebutkan nama yang dicari oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam , yakni Julaibib Radhiyallahu anhu . Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali menanyakan kepada para sahabat, dan jawaban mereka sama.

Kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berseru: “Sesunguhnya aku telah kehilangan salah seorang sahabatku, Jualaibib. Carilah ia!”

Para sahabat segera mencari jasad Julaibib Radhiyallahu anhu . Dan mereka mendapatkan jasadnya tersungkur. Di sekelilingnya terdapat tujuh jasad orang kafir. Segeralah para sahabat memberitahukan kepada Rasulullah tentang Julaibib Radhiyallahu anhu , maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam segera menghampiri jasadnya. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri di sampingnya dan bersabda: ” Dia telah membunuh tujuh orang ini, kemudian mereka membunuhnya. Sesungguhnya, ia adalah aku, dan aku adalah dia”. Rasulullan mengucapkannya sebanyak tiga kali. Kemudian, dengan penuh lemah lembut dan kasih sayang beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengangkat jasadnya dan menyandarkan di lengannya.

Para sahabat mempersiapkan liang lahat untuknya, dan Rasulullah terus menyandarkan jasad Julaibib Radhiyallahu anhu di lengannya, sampai akhirnya ia di kuburkan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya.

Itulah akhir kehidupan Sahabat Julaibib Radhiyallahu anhu . Beliau menutup lembaran-lembaran amalnya dengan mati syahid di jalan Allah.

Lalu, bagaimanakah dengan wanita shalihah yang siap mendampinginya?

Sepeninggal Sahabat Julaibib Radhiyallahu 'anhu, wanita itu menjadi seorang yang kaya raya di kalangan kaum Anshar. Semua itu berkat doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Yaitu ketika beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Ya, Allah! Curahkanlah kebaikan untuknya. Dan jangan Engkau menjadikan untuknya kehidupan yang susah”.

Dengan doa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, ia mendapatkan keberkahan dalam kehidupannya. Demikianlah hikmah lantaran taat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•๐Ÿ’•

Ingat sekali lagi sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang disebutkan oleh salah seorang sahabat,

ุฅِู†َّูƒَ ู„َู†ْ ุชَุฏَุนَ ุดَูŠْุฆุงً ู„ِู„َّู‡ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ุฅِู„ุงَّ ุจَุฏَّู„َูƒَ ุงู„ู„َّู‡ُ ุจِู‡ِ ู…َุง ู‡ُูˆَ ุฎَูŠْุฑٌ ู„َูƒَ ู…ِู†ْู‡ُ

“Sesungguhnya jika engkau meninggalkan sesuatu karena Allah, niscaya Allah akan memberi ganti padamu dengan yang lebih baik.” (HR. Ahmad 5: 363, hasan)

Bila ada kebaikan lalu datanglah persoalan maka disebut nikmat.
Bila ada ketidakbaikan lalu datanglah persoalan maka disebut ujian.

*Jodoh = bukan seberapa lama kamu mengenal dia, tapi seberapa yakin kamu mengenal dan mendekat kepada-Nya*

Bagi wanita, tidak salah untuk menawarkan diri lebih dulu bila yakin pria tersebut shalih. Bisa dengan mengatakan : "Bila kamu mau menikah, saya siap menikah"
Tapi, bila di tolak harus tegar karena setiap hal ada hikmahnya. Walaupun sebesar biji zarah, perbuatan baik atau buruk pasti ada hikmahnya.

Wallahu'alam bishawab.

Notulen : @atika_aziz
๐ŸŒธ๐ŸŒป๐ŸŒบ๐ŸŒผ๐ŸŒน๐Ÿ’๐ŸŒท

Yuk perdalam ilmu dengan bergabung bersama "Alirsyad Girls Club"

Hadir pada hari Minggu khusus pekan ke-Empat setiap bulan mulai pukul 12.00

Bertempat di Masjid Abu Bakar Ash-Shiddiq lantai 3, jl. Otista raya no. 411 Jatinegara, Jakarta Timur (depan halte busway cawang otista)

Daftarkan dirimu dengan cara kirim data diri melalui WA/SMS ke nomor 0857-7153-0652 dgn format AGC#Nama#Usia#Domisili#No.HP

More info :
Ukhti Waffa : 0857-7153-0652
Ukhti Mima : 0877-8814-8104

Blog : wanitaalirsyad.blogspot.com
IG : putri_alirsyad
FB : Irsyadiyah Al-Islamiyyah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar